ITBA DCC: Mengukir Jejak Integritas dalam Pendidikan Tinggi melalui Pendampingan Implementasi Pendidikan Antikorupsi
Pendidikan adalah fondasi yang kuat dalam membangun masa depan yang lebih baik. Dalam upaya untuk memastikan pendidikan yang berkualitas dan bersih dari praktik korupsi, Institut Teknologi Bisnis dan Bahasa (ITBA) – Dian Cipta Cendikia (DCC) telah mengambil langkah proaktif dengan mengikuti kegiatan “Pendampingan Implementasi Pendidikan Antikorupsi bagi Dosen PTS” yang diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II. Acara ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari Senin hingga Rabu, tanggal 16 hingga 18 Oktober 2023.
Pada hari pertama kegiatan, seluruh peserta dari ITBA DCC dan berbagai perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya disambut oleh Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc, selaku Kepala LLDIKTI Wilayah II. Beliau membuka acara dengan pidato yang memotivasi dan menekankan pentingnya pendidikan antikorupsi dalam konteks pendidikan tinggi.
Materi kedua hari pertama ini dibawakan oleh seorang ahli hukum tindak pidana korupsi, Gandjar Laksmana B. Peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang tindak pidana korupsi dan langkah-langkah untuk membangun budaya antikorupsi dalam pendidikan.
Hari Kedua: Implementasi Pendidikan Antikorupsi
Hari kedua kegiatan ini menyoroti langkah-langkah praktis dalam mengimplementasikan pendidikan antikorupsi dalam kurikulum. Materi pertama hari kedua membahas penyelenggaraan pendidikan antikorupsi sebagai Mata Kuliah Mandiri (MK Mandiri) dan Sisipan. Materi ini disampaikan oleh Tim Fasilitator yang dipimpin oleh Prof. Dr. Nanang T. Puspito Yusuf Kurniadi, S.Si, M.I.Kom. Peserta diberikan panduan tentang bagaimana mengintegrasikan pendidikan antikorupsi ke dalam mata kuliah yang ada.
Materi ketiga melanjutkan dengan pengantar penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan capaian pembelajaran, serta media pembelajaran. Prof. Dr. Nanang T. Puspito Yusuf Kurniadi, S.Si, M.I.Kom., memberikan arahan praktis tentang bagaimana mengembangkan bahan ajar yang efektif dan media pembelajaran yang mendukung pendidikan antikorupsi. Selanjutnya, peserta dibagi menjadi kelompok untuk lebih mendalam membahas perencanaan pembelajaran.
Materi keempat pada hari kedua adalah praktik dan pendampingan dalam penyusunan konsep RPS dan capaian pembelajaran oleh Tim Fasilitator yang sama. Prof. Dr. Nanang T. Puspito Yusuf Kurniadi, S.Si, M.I.Kom., memberikan bimbingan dan panduan langsung kepada peserta dalam menyusun konsep RPS yang mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi.
Hari Ketiga: Menciptakan Praktisi Antikorupsi
Hari ketiga merupakan kelanjutan dari praktik dan pendampingan dalam penyusunan konsep RPS dan capaian pembelajaran. Peserta terlibat dalam tindakan nyata dalam merencanakan mata kuliah yang mendukung pendidikan antikorupsi.
Materi kedua pada hari terakhir adalah presentasi dan diskusi hasil penyusunan konsep RPS dan capaian pembelajaran. Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka dan berpartisipasi dalam diskusi yang membangun. Selain itu, kelompok-kelompok ini juga menjalani sesi Micro Teaching, yang memungkinkan mereka untuk menguji kemampuan mereka dalam menyampaikan materi pendidikan antikorupsi secara efektif.
Kegiatan ditutup dengan evaluasi menyeluruh hasil presentasi Micro Teaching dan penyerahan tip-tip best practice oleh Tim Fasilitator, Prof. Dr. Nanang T. Puspito dan Yusuf Kurniadi, S.Si, M.I.Kom. Mereka memberikan panduan praktis dan nasihat terbaik tentang bagaimana dosen PTS dapat berhasil mengintegrasikan pendidikan antikorupsi dalam kurikulum mereka.
Integritas Melalui Pendidikan
Partisipasi ITBA DCC dalam kegiatan “Pendampingan Implementasi Pendidikan Antikorupsi bagi Dosen PTS” merupakan komitmen kuat dalam menjaga integritas pendidikan tinggi. Semua peserta dari berbagai PTS yang hadir memiliki kesempatan untuk menerapkan prinsip-prinsip antikorupsi dalam kurikulum mereka. Semoga upaya ini akan menciptakan generasi muda yang lebih sadar akan bahaya korupsi dan membantu membangun masa depan yang lebih bersih dan berintegritas dalam dunia pendidikan tinggi.